Kau
dan juga senyummu, adalah bom atom paling ampuh.
Yang meluluh lantakkan seluruh syaraf di tubuh
dan juga senyummu, deret notasi bahagia.
Terlantun melodi omega rasa
dan begitu pula sorotmu, adalah emulsi,
tempatku melarut dalam emosi

Aku heran, sebersit senyummu
bisa memecah rindu sekeras itu di dadaku,
Aku heran, pekik tawamu
bisa membuatku menyeberangiwaktu demi waktu.
Aku heran, bagaimana bisa semua ketenangan
dan kebahagiaan mewujud kamu.
Aku heran, bagaimana kamu selalu tersebut
dalam doa dan menunggu diamini waktu.
Aku heran, bagaimana bisa kamu tertinggal di diriku.
Aku heran, bagaimana bisa dengan sejentik waktu.
Pusaran matamu menenggelamkanku.
Aku heran, bagaimana aku dengan mudahnya mencintaimu.
Sepertinya itu bukan keheranan, jika aku terlahir
untuk menunggu dan lalu menemani kamu. Sepanjang waktu.

Aku ingin membuat tali simpul
antara benang kehidupan kamu dan aku.
Mungkin aku memilih warna merah.
Benang itu akan selalu ada dan terbentang.
Kita akan beriringan. Bahu kita akan selalu bersebelahan.
Namun...
Aku teringat, cinta itu segitiga.
Aku, kamu, Tuhan.
Aku bersujud, kamu berlutut.
Doa kita sedang berada di lintasan.
Jika waktu tidak mempertemukannya,
Terima kasih telah menyebut namaku.
Dan aku akan mengukir bayanganmu di bias mata.
Dan selanjutnya, biarkan Tuhan melukis kita.
Entah di kanvas yang sama, atau tidak.


Sadgenic

CONVERSATION

0 comments:

Post a Comment

Back
to top